Rabu, 12 Januari 2011

Potret Diri

Aku. . .
Segumpal nyawa yang bergumul dalam raga
Mulai membusuk dilumatkan masa
Tak ada daya..
Pun upaya
Ketika kepasrahan melanda
Sunyi yang tersisa menyeruak untuk berontak

Selasa, 11 Januari 2011

kisah sang kembang 4

2 September 2009
01:23
Wahai senyap, bisikan pada kembang..
Ia tak ingin ada ujung, apalagi akhir…
Ia ingin tetap berlalu dan melaju…
Berharap rona hatinya berubah seperti warna sedia kala…
Karena telah ku coba sirnakan kesangsian…sebisa dan semampuku….
06:43
Saya kawan, titip pesan pada burung lewat kicaunya dipagi ini “bukan jujur atau tidak ia hanya tak ingin masa lalu itu, ia ingin menatap ,mentari tanapa melihat bayang-bayangnya,
Bukan. Jika itu masa lalu mengapa suluhnya masih menerangi dian pagi ini?
06:29
Ia, malu dengan dirinya, apatah lagi dengan kembang…
Ia, hanya ingin merangkai narasi seindah taman surgawi..
Ia sudah memadamkannya tinggal yang membumbung…
Coba kau lihat…
Tidak. Aku masih baranya menyala menari-nari
07:00
Tapi itu kerlip tariannya redup tanpa makna
Apakah kau sudi memadamkannya?
Ia sudah lakukan, hanya butuh sang angin…
Senja nanti kau takkan melihat dian menyala…..
07:11
Jika angin tak mampu memadamkan…
Ia akan mengambil air telaga tuk memadamkannya…
Sekeluh-kesah apapun membawanya…
Coba kau lihat….
Ia sudah berdiri diatas bukit keikhlasan…
Bersama sang angin….
Alam tidak akan berubah sebelum unsure mengurai maknanya
Dan aku melihat unsure masih terdiam dalam kaku
Dengan lagu yang dinyanyikan kemarin sore
Apa yang harus dilakukan unsure, agar ia tidak diam?
Berubah
09:12
(Aah, ruhku masih tertahan…)
Akan kulakukan,…
Merangkak…
Berjalan…
Berlaripun…
Tapi unsure butuh petunjuk…
Lidahnya kelu,…
Ia bertanya pada sunyi “berbuah kemana seperti apa”
Ah ruhnya belum utuh di jasad, aqalnya terbata berfikir)

kisah sang kembang 3

19 Agustus 2009
Nestapa bagi sang kawan, kembangnya seakan kehilangan makna…
Coba mendekati lalu menyirami
Tapi kembang tak sewangi dan semerbak kemarin..
Entah kemana wanginya..
Ah tak kulihat pesonanya
Selamat menikmati terpaan angin,
Badai
Jika itu begitu berat…
Semoga mahkotamu tak berguguran
Begitu pula kumcupnya…

kisah sang kembang 2

18 Agustus 2009
Kan ku titipkan jawabku pada sang mimpi berharap ia kan bertemu sang kembang..
Hal yang terindah dari kembang adalah saat-saat dimana kuncupnya tumbuh pelan berirama dengan waktu
Hingga merekah elok mengelilingi mahkota sarinya hingga ia menjadi kembang sempurna…
Saat ia terdiam tampak keelokannya, saat bergerak karena sapaan angin, terburai aroma…
Begitu pula saat malam dan mentari itu mendekapnya,
Keanggunannya membuai waktu…
Bukankah begitu hakikat kumbang ia mencari kembang tuk meminta madu,
Sampai menemukan kembang yang mau memberikan madu…
Kembang tetap bernilai, karena madunya tak ia berikan dengan mudah kepada kumbang…
Karena madunya adalah nyawanya…
Ia tetap berharga karena keanggunannya
Bukan hanya tuk kumbang
Tunggulah sang kupu-kupu yang akan mengambil madumu dengan penuh kelembutan
Karena ia akan menjadikan kembang-kembang seelok dan seanggun dirimu
Pastikan itu!


Kan ku susul kau di negeri awan,
Tapi malamku masih terjaga memastikan tak ada sang pencuri mimpi…
Kan ku hajar bila ku menjumpainya
Ah..kan ketemu sang mimpi ku titipkan pesan tuk kembang…
Coba kau tanya padanya…

Wahai embun, sampaikan pada sang kembang aku sudah terjaga dan pergi dari negeri awan kala senja tadi
Tapi ruh dan sadarku masih tertahan di sana…

Wahai sang burung, sampaikan riuh kicaumu pada sang kembang bertanda jiwa dan sadarku sudah tidak tergadai dinegeri awan..
Begitu indahkah mimpi sang kembang sampai ia bangun sendiri di kala senja..

kisah sang kembang 1

17 Agustus 2009
Syukur bagi sang kembang, karena ia memang belum mekar
Bahkan sarinyapun belum nampak…
Biarkan waktu dan zaman menjadi teman bagi sang kembang..
Biarkanlah ia mekar perlahan
Tumbuh hingga tampak mahkotanya
Dan biarkan orang takjub dibuatnya
Wahai kembang,
Jangan larut dalam duka karena kumbang menemukan kembang..
Kau masih punya sang kupu-kupu
Ada apa dengan diamnya sang kembang?
Apakah diamnya adalah dukanya?
Kau tahu apa yang paling indah dari sang kembang?