Selasa, 11 Januari 2011

kisah sang kembang 4

2 September 2009
01:23
Wahai senyap, bisikan pada kembang..
Ia tak ingin ada ujung, apalagi akhir…
Ia ingin tetap berlalu dan melaju…
Berharap rona hatinya berubah seperti warna sedia kala…
Karena telah ku coba sirnakan kesangsian…sebisa dan semampuku….
06:43
Saya kawan, titip pesan pada burung lewat kicaunya dipagi ini “bukan jujur atau tidak ia hanya tak ingin masa lalu itu, ia ingin menatap ,mentari tanapa melihat bayang-bayangnya,
Bukan. Jika itu masa lalu mengapa suluhnya masih menerangi dian pagi ini?
06:29
Ia, malu dengan dirinya, apatah lagi dengan kembang…
Ia, hanya ingin merangkai narasi seindah taman surgawi..
Ia sudah memadamkannya tinggal yang membumbung…
Coba kau lihat…
Tidak. Aku masih baranya menyala menari-nari
07:00
Tapi itu kerlip tariannya redup tanpa makna
Apakah kau sudi memadamkannya?
Ia sudah lakukan, hanya butuh sang angin…
Senja nanti kau takkan melihat dian menyala…..
07:11
Jika angin tak mampu memadamkan…
Ia akan mengambil air telaga tuk memadamkannya…
Sekeluh-kesah apapun membawanya…
Coba kau lihat….
Ia sudah berdiri diatas bukit keikhlasan…
Bersama sang angin….
Alam tidak akan berubah sebelum unsure mengurai maknanya
Dan aku melihat unsure masih terdiam dalam kaku
Dengan lagu yang dinyanyikan kemarin sore
Apa yang harus dilakukan unsure, agar ia tidak diam?
Berubah
09:12
(Aah, ruhku masih tertahan…)
Akan kulakukan,…
Merangkak…
Berjalan…
Berlaripun…
Tapi unsure butuh petunjuk…
Lidahnya kelu,…
Ia bertanya pada sunyi “berbuah kemana seperti apa”
Ah ruhnya belum utuh di jasad, aqalnya terbata berfikir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar