Sabtu, 27 November 2010

A Moment to Remember


“A Moment to Remember”, film drama Korea yang dibintangi oleh sejumlah artis Korea ternama seperti JUNG Woo-sung dan SOHN Ye-jin adalah salah satu film yang wajib ditonton. Film ini sangat bagus, karena ide ceritanya sangat menarik dan akting para artis didalamnya pun tidak diragukan lagi kualitasnya. Menonton film ini membuat siapa saja dapat terharu karena kisahnya yang menyedihkan.

Ide utama dalam film ini tentang perjalanan hidup seorang wanita penderita Alzheimer dan kisah cintanya dengan seorang laki-laki. Dalam film yang berdurasi hampir dua jam ini, dikisahkan bagaimana KIM Su-jin, seorang penderita alzheimer menjalani hidupnya sejak ia mulai menjadi pribadi yang pelupa sampai ia mulai sedikit demi sedikit kehilangan memori dalam otaknya. Ia memiliki seorang kekasih bernama CHUI Choul-Soo yang kemudian menjadi suami yang sangat setia kepadanya. Hari-hari yang dilalui seorang penderita alzheimer seperti Su-jin tidaklah mudah, termasuk bagi keluarga dan orang-orang terdekatnya. Perlahan-lahan, Su-jin pun mulai kehilangan ingatannya tentang berbagai hal. Sampai puncaknya, ia memanggil suaminya dengan nama mantan pacarnya.

Menurut saya, topik yang dibahas dalam film ini cukup relevan dengan masa kini karena cerita dalam film tersebut merupakan pengetahuan baru bagi masyarakat yang banyak memahami seperti apa penyakit alzeimer itu. Sebagian besar masyarakat mengerti bahwa penyakit alzheimer hanya akan menyerang manusia pada usia lanjut. Melalui film tersebut, masyarakat akan tahu bahwa alzheimer dapat juga menyerang usia di bawah 30 tahun. Masyarakat juga akan terpicu untuk mencari informasi lanjutan mengenai penyakit tersebut dan dapat lebih waspada akan kesehatannya.
Secara keseluruhan, alur dalam film “A Moment to Remember” tidak membingungkan dan dapat saya ikuti dengan baik. Alur maju atau progresif yang digunakan sutradara John H. Lee dalam menggarap film ini membuat ide cerita yang ingin disampaikan terlihat runtut. Selain itu, semua hal-hal penting dalam film tersebut dijelaskan dengan baik, sehingga saya dapat menangkap keseluruhan ide ceritanya.

Sudut pandang pokok penulis skenario dalam film Korea ini adalah sudut pandang orang ketiga yang serba tahu. Sehingga sebagai penonton, saya dapat merasakan perasaan semua tokoh utama yang ada di film ini.

Bila membicarakan masalah bias, menurut saya di dalam film ini tidak ada bias yang muncul. Maka, opini saya, tidak akan ada penonton yang salah mengasumsikan cerita secara berbeda dengan asumsi penulis skenario.

Namun, akhir cerita atau kesimpulan film tersebut dapat dikatakan kurang memadai. Hal itu disebabkan tidak tegasnya akhir cerita yang disampaikan. Setelah Su-jin berpisah dengan suaminya, Chui Choul-soo, dan tinggal di pondok khusus pasien alzheimer untuk beberapa lama sampai ia benar-benar tidak ingat siapa Choul-soo. Kemudian, Choul-soo menemui Su-jin di pondok tersebut. Lalu ia berusaha mengingatkan Su-jin tentang kejadian saat mereka pertama kali bertemu. Setelah itu, Su-jin terlihat begitu terharu dan bahagia. Akhirnya mereka pergi berdua dengan mobil dan terlihat mesra seperti layaknya sepasang kekasih. Di sinilah saya harus menerka-nerka sendiri kesimpulan akhir dari cerita ini. Saya merasa bingung apakah penyakit yang diderita tokoh utama akhirnya benar-benar dapat sembuh dan ia dapat mengingat kembali memori-memorinya yang sebelumnya hilang atau tidak. Pada akhirnya kesimpulan bahwa Su-jin sembuh dari penyakit alzheimernya dan dapat memiliki ingatannya kembali terkesan agak dipaksakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar